Selasa, 12 Januari 2010

Cinta...Cinta...Cinta



Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, kerana kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.

Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita dapat mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk berupaya mengumpulkan pujian dan kritikan dan memilih mana yang benar dan mana yang salah.

Kita lahir dengan otak di dalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin mana pun kita, kita tetap kaya. Kerana tidak akan ada seorang pun yang dapat mencuri otak kita, fikiran kita dan idea kita. Dan apa yang anda fikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga daripada emas dan perhiasan.

Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut. Kerana mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.

Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh di dalam diri kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.

Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemui cinta yang jauh lebih indah.

Cinta sederhana…

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada.

Puisi di atas pendek dan memang nampak sederhana, namun ternyata kandungan maknanya tak sesederhana pengucapannya. Puisi ini mempunyai makna yang luar biasa dan mendalam, menyentuh dan menggetarkan hati insan-insan yang mampu membaca dan meresapinya. Pemilihan ungkapan dirasakan sangat pas, secara tepat, cerdas dan indah. Keindahan puisi ini terasa menyentuh jiwa dan sentimentil. Juga begitu halus dan mengena.

Mungkin yang hendak diungkapkan adalah bahwa betapa cinta yang mendalam dan sejati kadang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Cinta itu bisa saja hanya mampu dirasakan, tak bisa di-bahasa-kan atau bahkan terkadang sulit dilukiskan secara mendetail melalui kata. Cinta bisa tersembunyi dalam bahasa tubuh manusia, tersembunyi dalam perilaku inter-relasinya dengan manusia lain.

Cinta sederhana mengajarkan kita untuk mencintai dengan cara sederhana.

Mencintai sebaiknya dalam kadar sewajarnya saja, tidak perlu berlebihan kerana mungkin saja rasa cinta yang kita punyai itu akan berubah menjadi rasa benci. Begitu juga sebaliknya, jika membenci, hendaklah tidak terlalu dalam, kerana dari rasa benci itu sangat mungkin dapat berubah menjadi perasaan cinta.

Cinta hendaknya tidak diperlakukan /diberikan dengan berlebihan. Mencintai secara berlebihan akan menimbulkan hal-hal yang berlebihan pula.

Misalnya kesedihan yang sangat, patah hati, frustasi, stress, bahkan bisa dalam kondisi ingin bunuh diri. (Sungguh cinta telah mengambil segala-galanya dari kita). Cinta memang luar biasa, karena mampu mengubah semua tatanan yang telah ada, jika dia inginkan.

Namun perlu diakui,bahwa perasaan cinta, baik mencintai atau dicintai, mampu menimbulkan energi yang sangat luar biasa bagi seseorang yang merasakan cinta di hatinya, sehingga menimbulkan kekuatan tertentu yang memungkinkan berbuat segala sesuatu di luar kebiasaannya demi sebuah cinta. Namun hendaknya cinta juga disertai oleh akal sehat dan hati yang jernih sehingga bisa menimbulkan keseimbangan dan pengambilan keputusan yang tepat.

Sebetulnya apakah intisari Cinta sederhana itu ?

> Cinta apa adanya. Cinta yang mampu menerima kelebihan sekaligus juga kekurangan dari pihak lain,dan kemudian dimantapkan dalam tekad dalam hati.

> Cinta yang ikhlas yang muncul dari lubuk hati terdalam. Cinta yang disadari dan dipahami bahwa cinta itu datang karena kuasa Tuhan. Tak ada rekayasa, dan tak bisa dibuat-buat oleh siapa pun.

> Cinta yang tidak neko-neko, tidak berlebihan. Bahwa dalam menjalani kehidupan bercinta, hendaknya tetap berada koridor - koridor yang tidak bertentangan dengan norma masyarakat dan agama.

> Cinta yang dimulai dari titik awal hingga titik akhir. Hanya kematian yang mampu memisahkan keindahan sebuah cinta. Bahkan bukan tak mungkin suatu cinta sejati akan berkelanjutan sesudah kematian, yang terjadi Tuhan telah memberikan kesempatan untuk melanjutkan cinta itu di akherat nanti.

Dalam konteks hubungan antar manusia, di mana saja, manusia mempunyai nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal. Nilai-nilai kemanusiaan yang universal inilah yang akhirnya diharapkan mampu menyatukan antar manusia, antara kelompok dalam relasi kemanusiaan yang sehat dan wajar, sehingga tercapai kedamaian dalam lingkup yang lebih luas, kemudian bertambah meluas…..hingga Insyaalaah…dunia kita ini sedemikian indah berwarna, dengan kedamaian, ketenangan dan ketentraman, dan inilah rumah manusia di bumi …

Cinta sederhana.,,.rupanya benar-benar tak sesederhana tulisannya…